Awal perjalanan kami bermula dari
Museum House of Sampoerna yang berlokasi di Jl. Taman Sampoerna 6 Krembangan
Pabean Cantikan Surabaya. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju Rusun
Urip Sumoharjo yang merupakan salah satu karya dari Prof. Johan Silas.
Usai melakukan kunjungan di Rusun
Urip Somoharjo, kami pun diberi kesempatan untukmenikmati makan siang di Food
Court Somaharjo yang berada tak jauh dari rusun tersebut. Ini merupakan wisata
kuliner pertama kami semenjak kami meninggalkan Bumi Lambung Mangkurat..
(ahhahhha..). Makan siang kali ini adalah Nasi Padang (dalam kotak) yang
ternyata telah disiapkan oleh pihak travel jauh sebelum kami memasuki kawasan
rusun tersebut. Nasi Padang ini sama halnya dengan nasi-nasi padang pada
umumnya, terdiri dari Sayur Daun Ubi, Nangka, Ayam Balado, Telor masak kari,
Udang sambal kering, dengan pencuci mulutnya berupa Buah Pisang, dan yang tak
pernah ketinggalan dari menu yaitu...Nasi. Yang membedakannya dari nasi padang
aslinya adalah tempat dimana kami memakannya yaitu Kota Surabaya bukan Kota
Padang. Walaupun hanya dapat disajikan dalam sebuah kotak, namun semua nampak
menikmati santap siangnya masing-masing dengan perut yang meronta-ronta minta
makan. Pastinya.. :D
Acara selanjutnya adalah perjalanan
menuju Masjid Cheng-ho, sebuah masjid Islami dengan nuansa Tionghoa. Wisata di
Masjid Cheng ho ketika itu diwarnai oleh nuansa langit yang mendung dengan
hujan yang lumayan deras sehingga kami lebih banyak menghabiskan waktu didalam
ruangan dibanding berkeliling kawasan masjid. Beberapa saat setelah hujan reda,
rombangan KKL 2012 akhirnya dapat melanjutkan perjalanan menuju Bali.
Waoooo...o.o.o. Untuk sesaat wajah yang tadinya kusam berubah menjadi lebih
berseri begitu mendengar tujuan perjalanan kami selanjutnya.. ahahhhhaa.
Malam pun tiba. Sekitar pukul 09.00
Waktu Indonesia bagian Barat, kami singgah untuk menikmati sajian makan malam
di sebuah rumah makan yaitu Warung Kunyit. Menu yang disajikan berupa Ayam
goreng, Capcay, ...dkk plus seduhan teh manis hangat dan es sirup sebagai
pilihan lain untuk minumannya. Dan yang tak boleh dilupakan....yaitu Nasi
Putih. Istirahat kali ini cukup lama karena kebanyakan dari kami melakukan
pembersihan diri seperti mandi, sholat, dan lain sebagainya. Dengan kondisi
perut yang kekenyangan, rombangan kami pun akhirnya melanjutkan perjalanan
menuju Pelabuhan Gilimanuk.
Sekitar pukul 02.00 Wit kami melakukan penyebrangan
dari Surabaya ke Bali dari pelabuhan Gilimanuk Surabaya. Tidak banyak hal yang
bisa kami lakukan diatas kapal penyebrangan ini selain mengobrol bersama
teman-teman lainnya sambil menikmati angin laut. Kurang dari satu jam kemudian
kami tiba di sebuah pelabuhan di Bali. Perjalanan selanjutnya dinikmati didalam
mimpi masing-masing.
Wisata kuliner dikeesokan harinya
diawali dengan breakfast di Kampung Kertalangu yang berlokasi di Jl. By Pass
Ngurah Rai Tohpati, Bali. Kampung Kertalangu ini sendiri merupakan sebuah
tempat wisata belanja khas Bali yang menyediakan berbagai oleh-oleh dan
souvenir uniqe khas Pulau Dewata. Selain itu, tempat ini juga menyediakan wadah
bagi para wisatawan untuk beristirahat sejenak melepas penat setelah melakukan
perjalanan. Menu yang disajikan pagi ini berupa Sate Ikan dan Udang, Nugget,
Ayam Goreng Rempah dengan pencuci mulut
berupa buah-buahan tropis seperti melon dan semangka.
Namanya juga breakfast, dengan kata
lain waktu yang kami butuhkan untuk menikmati sarapan pagi tidaklah lama.
Terlebih lagi setelah rombongan KKL 2012 melakukan perjalanan jauh dari Kota
Surabaya menuju Denpasar tanpa istirahat yang cukup. Waktu yang diberikan
kepada kami hanya 30 menit untuk menikmati sarapan pagi tanpa mandi (hanya bisa
membersihkan diri ala kadarnya). Bisa cuci muka, sikat gigi, dan ganti pakaian
dalam waktu 30 menit aja sudah lebih dari cukup. Apalagi kalo bisa berbelanja,
ckckckkk...
Dalam perjalanan selanjutnya,
rombangan kami disuguhkan makan siang di Pantai Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali.
Menunya memang tidak menggugah selera makan kebanyakan orang karena menu makan
siang hari ini kurang lebih sama dengan menu sarapan pagi tadi. Tapi, yang
namanya lapar ya tetaplah lapar. Enak gak enak, tetap aja dimakan. Meskipun
makan siang kali ini tidak begitu nikmat, namun semuanya masih bisa terobati
dengan adanya pemandangan hamparan Pantai Tanjung Benoa. Disini juga
menyediakan wisata olahraga seperti paralayang, banana boat, dll.
Singgah di Pantai Tanjung Benoa tidak
akan lengkap rasanya jika tidak menyempatkan diri untuk singgah ke Deluang sari
atau lebih dikenal dengan nama Pulau Penyu. Pulau penyu merupakan tempat dimana
terdapat penangkaran penyu mulai dari proses perkembangbiakan, perawatan bayi
penyu, hingga penangkaran penyu-penyu yang telah berumur diatas 5 tahun. Selain
itu juga terdapat penangkaran hewan-hewan liar lainnya seperti Ular Sanca,
Burung Garuda, dan kelelawar. Pulau
Penyu terletak tidak jauh dari tepi pantai sehingga dapat ditempuh selama ±15 menit dengan menggunakan speedboat. Sebuah speedboat dapat
membawa maksimal 10 orang dengan tarif sebesar Rp50.000,- untuk satu buah speedboat.
Menjelang sore, rombongan kami
diberikan waktu untuk melakukan acara bebas. Kelompok kami pun akhirnya memilih
untuk jalan-jalan ke Kuta Beach yang lokasinya tidak jauh dari hotel tempat
kami beristirahat, yaitu Hotel Mawar yang berada di Jl. Raya Kuta Bali. Butuh
waktu 10 menit untuk dapat sampai di Pantai Kuta dengan menggunakan taxi. Perjalanan
menuju Kuta dihiasi dengan wisata belanja khas Bali yang terdapat disepanjang
jalan Raya Kuta.
Kuta Beach memang menawan. Hamparan
pasir putih dengan deburan ombak yang menghempas tepian pantai telah berhasil
menghibur kami, para pelancong dari Bumi Kalimantan. Nuansa pantai diwarnai
pula oleh para pedagang kaki lima yang berusaha menawarkan dagangannya kepada
para wisatawan asing maupun lokal. Semuanya merupakan serba-serbi yang hanya
terdapat di Pulau Dewata.
Usai menikmati nuansa pantai, kami
melanjutkan perjalanan santai bersama teman-teman satu angkatan menuju ke
berbagai tempat belanja. Seperti berada di negri asing hingga tak sadar bahwa
waktu telah menunjukan pukul 19.00 waktu Bali. Itu artinya kami harus segera
bergegas menuju Rumah Makan Ayam Betutu untuk menikmati sajian makan malam
pertama kami di Bali. Rasa pedas di bibir dan lidah telah menggantikan perasaan
capek dan lelah kami setelah menikmati nuansa Pantai Kuta.
Ayam kuah Kuning
dengan campuran cabai, Sayur Kangkung, plus Nasi putih menjadi ciri khas Bali.
Hhmmmm...., sungguh menggiurkan lidah.
Perjalanan rombongan kami di hari ke
3 diawali dengan wisata belanja di Galuh Batik Bali. Berlokasi di Tegehe Batu
Bulan, Gianyar Bali, tempat ini menawarkan berbagai macam pakaian, kain batik,
dan tenun yang merupakan oleh-oleh khas Bali. Selain itu terdapat juga tempat
untuk beristirahat santai bagi para wisatawan layaknya sebuah gazebo.
Tempat
wisata belanja Galuh Bali ini mengambil konsep rumah adat Bali sehingga kita
dapat menikmati nuansa tradisional asli Bali sambil berbelanja. Harga yang
ditawarkan relatif murah dan masih dapat terjangkau jika dibandingkan dengan harga-harga
di toko oleh-oleh pada umumnya.
Wisata belanja selanjutnya adalah
Pasar Tradisional Ubud Bali. Pasar ini terkenal akan seni kerajinan tangannya
seperti pahatan patung, lukisan, dan berbagai hasil kerajinan tangan lainnya
yang asli dikerjakan oleh masyarakat disekitar wilayah pasar.
Jika dibandingkan
dibandingkan dengan harga toko, harga-harga di pasar ini memang relatif lebih
mahal. Bisa jadi karena daerah ini merupakan daerah wisata belanja favorite
para wisatawan asing. Wajar saja jika para wisatawan asing lebih menyukai
wisata belanja disini, karena barang-barang yang ditawarkan memang sangatlah
bagus yang pastinya tidak terdapat di negara asal mereka. Asalkan kita bisa
menawar harga dengan baik, dijamin barang yang kita inginkan dapat kita peroleh
dengan harga miring.
Malam harinya kami diajak untuk
menikmati makan malam bersama di Rumah Makan dan Pusat Oleh-Oleh Krisna Bali
yang berlokasi Jl. Nusa Indah 77, Denpasar atau yang lebih dikenal sebagai
Krisna 1. Pemiliknya Gusti Ngurah Anom,mulai membuka usahanya sejak 16 Mei 2007
dan berhasil membuka 4 buah cabang di Bali. Tiga cabang diantaranya adalah
Krisna 1 yang berlokasi di Jl. Nusa Dua Indah && Denpasar, Krisna 2 di
Jl. Nusa Kambangan 160A Denpasar, dan Krisna 3 yang terletak di Jl. Sunset Road
88 Kuta. Sedangkan cabang lainnya yaitu Rama Krisna yang lebih dikenal sebagai
Krisna 4, berada di Jl. Raya Tuban Kuta dan buka selama 24 jam. Krisna memang
terkenal sebagai pusat oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Pulau Dewata. Di
toko ini mereka menawarkan berbagai pilihan oleh-oleh khas Bali seperti
kaos-kaos Bali, camilan, lulur dan produk spa khas Bali, kerajinan tangan,
aksesoris-aksesoris khas Bali, hingga kain pantai dan kain endek. Pusat
produksinya sendiri berada di Jl. Nusa Indah 79 Denpasar, Bali.
Perjalanan dihari ke 4 ditemani
dengan makan siang di Gunawan Resto, yang berada di Penelokan Kintamani Bli,
Bali.
Wisata kuliner kali ini ditemani oleh pemandangan dari puncak bukit
kawasan Kintamani yang dapat dinikmati langsung dari dalam restoran. Sajian
makan siangnya sendiri berupa Ayam Goreng, Capcay, Lalapan Sayur, dengan
tambahan pencuci mulut. Ditemani dengan teh dan kopi hangat yang disajikan
bersama-sama dengan pisang goreng. Disudut halaman resto terdapat sebuah warung
yang menjual pakaian dan sarung Bali yang dijual oleh pihak restoran itu
sendiri.
Untuk mengisi waktu luang, kami pun
melanjutkan perjalanan menuju Agung Bali yang juga merupakan salah satu toko
oleh-oleh khas Bali. Barang-barang yang dijual di toko tersebut tidak jauh
berbeda dari toko oleh-oleh lainnya, seperti pakaian, camilan, dan
kerajinan-kerajinan tangan rakyat Bali. Harga yang ditawarkan pun tidak jauh
berbeda dengan harga di pasar tradisional.
Wisata kuliner lainnya adalah makan
malam di Jimbaran. Nuansa pantainya begitu terasa begitu kita memasuki kawasan
resto yang mengambil konsep outdoor. Sejauh mata memandang, tepian pantai
Jimbaran dipenuhi oleh wisatawan baik asing maupun lokal yang duduk santai
didepan meja makan mereka masing-masing sambil menikmati pemandangan sunset
yang kala itu mulai terbenam diufuk barat.
Suasananya begitu memikat hati
setiap orang yang menikmati makan malamnya baik itu bersama pasangan
masing-masing maupun dengan kerabat dan anggota keluarga mereka. Menu yang
disajikan adalah seafood yang merupakan sajian khas restoran tepi pantai ini.
Menikmati makan malam sambil
memandang sunset dengan deburan ombak pantai dan hembusan angin laut menjadi
nuansa tersendiri yang hanya terdapat di Pulau Dewata, Bali. Sebelum istirahat
malam, rombongan kami mencoba menikmati angin malam dengan berjalan-jalan ke
Discovery Mall yang berada di sekitar pantai Kuta.
Dihari terakhir perjalanan KKL 2012,
kami diajak untuk sarapan pagi di Ole-Olang yang berada di Jl. Raya Ketengan
Km.3 Bangkalan Madura.
Perjalanan menuju restoran ini melewati Jembatan Suramadu
yang terkenal sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Dari madura kami
kembali melakukan perjalanan menuju kota Surabaya untuk berwisata belanja di
Tunjungan Plaza yang merupakan salah satu mal terbesar di Surabaya sebelum
akhirnya perjalanan KKL 2012 kami ditutup di Bandar Udara Juanda Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar