Senin, 30 Januari 2012

[ Day 5 ] Tanah Lot

Penulis : Emmy Zulfanida


Pura Tanah Lot terletak di pinggir pantai wilayah desa Beraban, kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Jaraknya sekitar 30 km di sebelah barat kota Denpasar dan sekitar 11 km di sebelah selatan kota Tabanan. Pura tersebut dibangun diatas bukit dan dapat dicapai dalam beberapa menit dengan berjalan kaki, karena jaraknya hanya sekitar 100 meter dari bibir pantai, bila air laut sedang surut.




Pada beberapa lorong tebing karang di sekitar Pura Tanah Lot terdapat ular-ular belang berwarna hitam dan putih yang sangat jinak dan dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai penajaga pura. Di sekitar pura juga terdapat mata air tawar dan dapat dilihat bila air laut sedang surut. Keberadaan mata air itulah yang menjadi salah satu pertimbangan ketika tempat ini dipilih sebagai lokasi pura tersebut.

Menurut sejarah, sebagaimana tertulis dalam babad Dwijendra Tatwa ada seorang bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwijendra atau Dang Hyang Ninarta yang melakukan perjalanan di Bali untuk menyebarkan agama Hindu. Disebutkan saat beliau menjalankan “Dharma Yatra” di Rambut Siwi, beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan mengikuti sampai pada sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air. Tidak jauh dari tempat mata air itu beliau menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut “gili beo” (gili artinya batu karang , Beo artinya burung) jadi itu adalah sebuah batukarang yang berbentuk burung. Ditempat inilah beliau melakukan meditasi dan melakukan pemujaan terhadap Dewa pengguasa laut.

Lokasi tempat batukarang ini termasuk dalam daerah desa beraban, dan beliau mulai menyebarkan ajarannya kepada penduduk desa beraban, dimana didesa tersebut dikepalai oleh seorang pemimpin suci yang disebut”Bendesa Beraban Sakti”. Sebelumnya masyarakat desanya beraban menganut ajaran momotheisme dalam waktu singkat banyak masyarakat beraban mengikuti ajaran Dang Hyang Nirarta yang kemudian membuat bendesa beraban sangat marah dan mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir bhagawan suci ini. Dengan kekuatan sepiritual yang dimiliki, Dang Hyang Nirarta melindungi diri dari serangan bendesa beraban dengan memindahkan batukarang besar tempat beliau bermeditasi ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular dengan selendangnya di sekitar batu karang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut. Kemudian beliau memberi nama ” Tengah Lot” yang berarti Tanah di tengah Laut. 

Akhirnya bendesa beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spiritual dari Danghyang Nirarta, dan menjadi pengikut setia dan ikut menyebarkan ajaran itu kepada penduduk setempat. Sebagai tanda terima kasih sebelum melanjutkan perjalanan beliau memberikan sebuah keris suci yang dikenal dengan nama ” Jaramenara/ Ki Baru Gajah” kepada Bendesa Beraban. Saat ini keris itu disimpan di Puri Kediri yang sangat dikeramatkan dan diupacarai setiap hari raya kuningan. Upacara di Pura tanah lot setiap 210 hari sekali yakni pada”Buda Wage Langkir” sesuai dengan penanggalan kalender Bali.

Begitulah sepenggal sejarah mengenai Tanah Lot yang kami dapatkan. Menurut kami Pura Tanah Lot merupakan pura yang sangat indah dan unik, lokasinya yang berada di tengah laut membuatnya lebih spesial dibanding pura-pura yang lain. Sayangnya ketika kami berkunjung ke sana, air laut sedang pasang. Sehingga kami hanya dapat melihat keindahannya dari kejauhan.




Selain pura di tengah laut ini, di kawasan Tanah Lot juga terdapat sebuah pura di atas tebing yang letaknya berseberangan dengan pura Tanah Lot yang juga tidak kalah indah. Selain itu, di kawasan wisata ini juga terdapat banyak toko-toko yang menjual berbagai oleh-oleh khas Bali, seperti accesories, pakaian, sandal, kacamata dan lainnya yang harganya cukup terjangkau tidak hanya untuk wisatawan asing maupun wisatawan lokal.



sumber referensi :
http://surgabali.biz/pura_tanah_lot.php
http://akusandy.com/sejarah-tanah-lot/
http://www.lintasberita.com/Dunia/Berita-Dunia/sejarah-tanah-lot
http://permenkaretmolor.multiply.com/journal/item/93?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://bali4u.wordpress.com/2007/09/02/pura-tanah-lot-bali/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar