Penulis : Yulisa Mella
Masjid
Cheng Hoo merupaka Masjid yang bernuansakan Muslim Tionghoa yang beralamat di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya. Masjid Cheng
hoo ini berjarak 1000m utara dari
Gedung Balaikota Surabaya. Masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh,
penasehat, pengurus PITI, dan
juga dari pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur serta
tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya. Pembangunan masjid ini diawali dengan
peletakkan batu pertama 15
Oktober 2001 bertepatan dengan Isra' mi'raj Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pembangunannya baru
dilaksanakan 10
Maret 2002 dan baru diresmikan pada 13
Oktober 2002.
Rancangan dari masjid ini sendiri pun unik, masjid ini di ilhami dari bentuk Masjid Niu Jie di Beijing yang di bangun pada tahun 996 M. Dari bentuk masjid tersebut kemudian pengembangan desain arsitekturnya dilakukan oleh Ir. Aziz Johan (anggota PITI), dan oleh tim teknis HS. Willy Pangestu , Donny Asalim, SH,. Ir. Tony Bagyo serta Ir. Rachmat Kurnia dari jajaran pengurus PITI jatim dan yayasan Haji Mohammad Cheng Hoo.
Masjid ini secara keseluruhan berukuran 21 x 11, dengan bangunan utamanya memiliki ukuran 11 x 9. Bangunan Cheng Hoo ini memiliki arti tersendiri yaitu :
Masjid ini secara keseluruhan berukuran 21 x 11, dengan bangunan utamanya memiliki ukuran 11 x 9. Bangunan Cheng Hoo ini memiliki arti tersendiri yaitu :
- Arsitekturnya menyerupai bangunan kelenteng karena menunjukan
identitasnya sebagai muslim Tionghoa (Islam Tiongkok) di Indonesia dan untuk
mengenang leluhur Tionghoa yang mayoritas beragama Budha.
- ukuran bangunannya sendiri yang memiliki
arti, panjang 11 meter yang mana menandakan bahwa Ka’bah saat pertama kali
dibangun oleh Nabi Ibrahim AS memiliki panjang dan lebar 11 m. Sedanagkan lebar
bangunan yaitu 9 m pada bangunan ini diambil dari keberadaan walisongo dalam
melaksanakan syi’ar islam ditanah jawa. dan bila dikalikan 11 x 9 menjadi 99
yaitu Asmaul Husna.
- Masjid ini didominasi warna merah, hijau, dan kuning.
- Masjid ini didominasi warna merah, hijau, dan kuning.
- Pada bagian atas bangunan utama berbentuk segi 8 (pat kwa), angka 8 dalam bahasa Tionghoa disebut Fat yang berarti jaya dan keberuntungan. Dan juga dalam Risalah, pada saat Rasulllah Muhammad SAW melalukan hijrah dari Mekkah ke madinah, beliau dikejar oleh kaum Quraish dan bersembunyi dalam gua yang terdapat rumah laba-laba yang berbentuk segi 8 dan Rasululla dalam keadaan teraniaya pun tidak mau merusak rumah laba-laba tersebut.
Pada bagian depan bangunan utama tempat imam memimpin sholat dan khotbah yang sengaja dibentuk seperti pintu gereja menunjukan bahwa islam mengakui dan menghormati keberadaan Nabi Isa AS sebagai utusan Allah menerima kitab Injil bagi umat Nasrani. Juga menunjukan bahwa Islam mencintai hidup damau, saling menghormati dan tidak mencampuri kepercayaan orang lain.
Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dah patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda.
Pada bagian kanan bangunana terdapat relief Muhammad Cheng Hoo bersama armada kapal yang digunakan dalam mengarungi samudra hindia. Relief ini memiliki pesan kepada muslim Tionghoa di Indonesia khususbya agar tidak risih dan sombong sebagai orang Islam.
Foto kami bersama bapa Ustadz Hariyono Ong
#sumber
- Buku "Sekilas tentang Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia" cetakan ke 4, Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar